Tuesday, 2 September 2014

askep MIOKARDITIS



SYSTEM KARDIOVASKULER
ASKEP MIOCARDITIS

Description: D:\LOGO\Logo Stikes Bhakti Husada.jpg
Di susun oleh
                                       Nama         : Kemas Virza Rhawansyah
Kelas          : II A Keperawatan
Semester    : 1I (dua)
NIM           : 2132614020

Dosen pembimbing ;
Ns.  Padli S. Kep


Prodi S1 Keperawatan
STIKes Bhakti Husada Bengkulu






BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi 
Terdapat perubahan epidemiologi endokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut.
Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Pengertian dari Miokarditis.
2. Bagaimana tanda dan gejala dari Miocarditis?
3. Bagaimana patofisiologi secara umum dari Miocarditis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Miocarditis?
5. Apa saja etiologi dari Miocarditis?
6. Apa saja klasifikasi dari Miocarditis ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Miocarditis?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada askep Miocariditis ?



C. Tujuan Penulisan
1.Untuk mengetahui bagaimana mengetahui pengertian dari Miokarditis.
2.Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala dari Miocarditis.
3.Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi secara umum dari Miocarditis.
4.Untuk mengetahui bagaimana bagaimana manifestasi klinis dari
Miocarditis.
5.Untuk mengetahui bagaimana apa saja etiologi dari Miocarditis.
6.Untuk mengetahui bagaimana apa saja klasifikasi dari Miocarditis.
7.Untuk mengetahui bagaimana bagaimana pemeriksaan diagnostik
Miocarditis.
8.Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada askep Miocariditis. 

D.Ruang Lingkup
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan secara teori pada klien dengan Miocarditis
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan penyusun dalam penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Miocarditis” ini adalah berdasarkan metode literature (pustaka) dan mengintisarikan buku-buku  pustaka dan informasi didapat dari jaringan internet.
 F. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematik terdiri dari lima bab yaitu :
BAB I  :  PENDAHULUAN yang terdiri dari latar belakang,rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI yang terdiri dari teori Miocarditis yang meliputi  pengertian, patofisiologi, penatalaksanaan, pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Bab III: PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran



















BAB II
TINJAUAN TEORI 
 A. Pengertian
Miokarditis adalah peradangan atau  inflamasi pada miokardium.Peradangan ini dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri , campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia, jamur, dan parasit
Miocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
B. Patofosiologi
1. Tanda dan Gejala
Gejala Miokarditis yang sering ditemukan yaitu :
a.Takikardia: Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi.
b. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung .
Katub-katub mitral dan trikuspidalis tidak dapat ditutup dengan keras
c.  Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventricular.
d. Gagal jantung: Dekompensasi jantung terutama mengenai jantung
sebelah kanan.
  1. Proses Penyakit
Jantung merupakan organ otot. Bila serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan baik meskipun ada cedera katup yang berat; bila serabut otot rusak maka hidup dapat terancam.Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung, infiltrasi sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan degenerasi serabut otot itu sendiri.
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1.  Invasi langsung ke miokard.
2.   Proses immunologis terhadap miokard.
3.   Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada 2 tahap :
Fase akut berlangsung kira-kira satu minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell.
Pada fase berikutnya miokard diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI, 1999).
3. Etiologi
Penyebab dari peradangan pada Miokardium adalah :
a). Virus
b). Jamur
c). Bakteri
d). Parasit
e). Protozoa
f).Spirsozeta
4.   Manifestasi Klisnis
Manifestasi klinis dari Miokarditis adalah :
1.Tergantung pada  jenis infeksi dan derajat kerusakan jantung.
2. Rasa tidak nyaman di dada dan perut.
3. Bunyi jantung tambahan, gallop, dan bising sistolik.
4.Denyut nadi alternans  ( pergantian denyut lemah dan kuat  secara
reguler.
5. Klasifikasi
a.  Acute isolated myocarditis adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui.
b.  Bacterial myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
c.     Chronic myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.
d.    Diphtheritic myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan respons radang sekunder.
e.   Fibras myocarditis adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik.
f.  Giant cell myocarditis adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang tersebar luas.
g.   Hypersensitivity myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan                  reaksi alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama sulfonamide, penicillin, dan metildopa.
h.      Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk   bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin, atau perantara respons immunologis.
i.    Interstitial myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.
j.    Parenchymatus myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya sendiri.
k.     Protozoa myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
l.    Rheumatic myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
m.  Rckettsial myocarditis adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.
n.  Toxic myocarditis adalah degenerasi dan necrosis fokal  serabut miokardium yang disebabkan oleh obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.
o.    Tuberculosis myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa.
p.   Viral myocarditis disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering terjadi pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland, 2002).
6. Pemeriksaan Diagnostik
a). Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk menentukan etiologi. Biakan darah dapat menemukan sebagian besar organisme pathogen.Pada infeksi parasit terdapat eosinofilia sebagai laju endapan meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat sesuai luasnya nekrosis miokard.
b). Elektrocardiograf
Muncul kelainan sinus takikardia, perubahan segmen ST dan gelembung T serta low voltage.Kadang ditemukan aritmia arial atau ventrikuler, AV block, intra ventrikulerconduction defek dan QT memanjang.
c).   Foto thorak
Ukuran jantung sering membesar kadang disertai kongesti paru.
d).  Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat hipokinesis, bersifat regional terutama di apeks. Adanyapenebalan dinding ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan efusi pericardial.
e). Radio Nuclide Scaning dan Magnetic Resonance Imaging.
Ditemukan adanya perubahan inflamasi dan kronis yang khas pada miokarditis.
f). Biopsy endomiokardial
Melalui biopsy tranvernous dapat diambil endomiokardium ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki nilai diagnostic sedang negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis. Diagnosis ditegakkan bila pada biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau degenerasi parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang.
C.    Penatalaksanaan
Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:
a).  Pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin untuk streptokokus hemolitikus).
b). Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi miokarditis.
c). Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.
Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi.
  1. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi bila terkena Miokarditis adalah :
a).  Kardiomiopati
b). Payah jantung kongresif
c).  Efusi pericardial
d).  AV block total
e).  Trobi kardiak
f). Gagal jantung
D. Asuhan Keperawatan Dengan Pasien Miokarditis :
1.  Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan keperawatan :
a).Aktivitas / istirahat
Data Objektif :
- Kelelahan
- Kelemahan.
Data Subjektif :
- Takikardia
- Penurunan tekanan darah
- Dispnea dengan aktivitas
b).Sirkulasi
Data Objektif :
- Riwayat demam rematik
- Penyakit jantung congenital
- Bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Data Subjektif :
- Takikardia,
- Disritmia,
- Perpindaha titik impuls maksimal


c).Kardiomegali,
- Frivtion rub,
- Murmur,
- Irama gallop (S3 dan S4),
- Edema,
- DVJ,
- Petekie,
- Hemoragi splinter,
- Nodus osler,
- Lesi Janeway.
d).eleminasi
Data Objektif:
-  Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ;
- Penurunan frekuensi/jumlsh urine.
Data Subjektif :
- Urin pekat gelap.
e).Nyeri/ketidaknyamanan
Data Objektif :
-  Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring
Data Subjektif :
- Perilaku distraksi, misalnya gelisah.
f).Pernapasan
Data Objektif :
- Napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada malam hari (miokarditis).
Data Subjektif :
- Dispnea,
- DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ;
- Batuk,
- Inspirasi mengi ;
- Takipnea,
- Krekels,
- Ronkhi ; pernapasan dangkal.
g).Keamanan.
Data Objektif :
- Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis
- Trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ; penanganan gigi ;
-  Pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
-  Penurunan system immune,
- SLE atau penyakit kolagen lain
Data Subjektif:
- Demam.
h).Penyuluhan / Pembelajaran.
Data Objektif
- Terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat parenteral.






2 . Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari  infeksi, iskemia jaringan.
Data Objektif :
Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring
Data Subjetif :
-   Perilaku distraksi, misalnya gelisah
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
Data Objektif :
- Kelelahan
- Kelemahan.
Data Subjektif :
- Takikardia
- Penurunan tekanan darah
-  Dispnea dengan aktivitas
c.  Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan    degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
Data Objektif :
- Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
- Trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
-  Dalam penanganan gigi ;
-  Pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
-  Penurunan system immune,
-  SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Data Subjektif :
-  Demam.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.

 3.  Intervensi
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
No
Diagnosa Kep.
Tujuan & Kriteria Hasil
Rencana Tindakan
Rasional
1.
 Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.DO :
•   Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring
DS :
•  Perilaku distraksi, misalnya gelisah
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam,pasien tampak :-       Nyeri hilang atau terkontrol
-    Nyeri berkurang atau hilang
-    Klien tampak tenang.
• Selidiki keluhan nyeri dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ;berbaring dengan diam/gelisah, tegangan otot, menangis.•    Berikan lingkungan yang tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.
•     Berikan aktivitas hiburan yang tepat.
• Pada nyeri ini memburuk pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan duduk tegak/membungkuk: tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan emosional pasien
•Berikan aktivitas hiburan yang tepat: mengarahkan kembali perhatian, memberikan distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ; antipiretik
2.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.DO :
•  Kelelahan
•  Kelemahan
DS :
• Takikardia
•  Penurunan    tekanan darah
•  Dispnea dengan aktivitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam :•  Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
• Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
• Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
• Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
• Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.•  Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
  • Pertahankan tirah baring selama periode demam dan sesuai indikasi
•  Rencanakan perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
  • Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi pasien pada peningkatan aktivitas.
  • Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi
•  Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel miokardial..•     Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas
•  Meningkatkan resolusi inflamasi
selama fase akut.
•  Memberikan keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung.
•  Saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi.
•  Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.
3.
Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.DO :
•  Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis
•  Trauma dada ; penyakit
keganasan/iradiasi thorakal ;
dalam penanganan gigi pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
• Penurunan system immune,
• SLE atau penyakit kolagen lainnya
DS :
•     demam
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3×24 jam :•  Mengidentifikasi perilaku
untuk menurunkan beban kerja jantung.
•  Melaporkan/menunjukkan penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
•  Memperlihatkan irama dan
frekuensi jantung stabil
•  Pantau frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah aktivitas dan selama diperlukan.
  • Pertahankan
tirah baring
dalam posisi
semi-Fowler.
  • Auskultasi bunyi jantung. Perhatikan jarak/muffled tonus jantung, murmur, gallop S3 dan S4.
  • Berikan tindakan kenyamanan misalnya; perubahan posisi, gosokkan punggung, dan aktivitas hiburan dalam tolerransi jantung
•  Membantu menentukan derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas.•  Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan curah jantung.
• Memberikan deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK, tamponade jantung.
•  Meningkatkan relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.
4.
Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal diagnosa.DO :
•  Terapi intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau penyalahgunaan obat
parenteral
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 30 menit :•  Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan.
•  Mengidentifikasi efek
samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
• Memperlihatan perubahan
perilaku untuk mencegah komplikasi
•  Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.• Jelaskan efek inflamasi pada jantung, secara individual pada pasien.
• Ajarakkan untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/ berulangnya dan gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ;
demam, peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan, peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
•  Anjurkan pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan
efek samping
obat; kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ;
aktivitas yangdiijinkan/
Dibatasi
• Perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit.•  Untuk bertanggung jawab terhadap
kesehatan sendiri,
pasien perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang
diharapkan dari
kondisi inflamasi,
sesuai dengan
tanda/gejala yang
menunjukan
kekambuhan/komplikai
•  Informasi perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada program terapeutik, mencegah komplikasi.
















4.Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi dilakukan sesuai dengan diagnosa yang ada dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
5. Evaluasi
Evaluasi addalah stadium pada proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan








BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan atau  inflamasi pada miokardium.Peradangan ini dapat disebabkan oleh penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri , campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia, jamur, dan parasit
Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung, infiltrasi sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan degenerasi serabut otot itu sendiri. Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar yaitu  invasi langsung ke miokard,  proses immunologis terhadap miokard,mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Komplikasi yang terjadi bila terkena Miokarditis yaitu  kardiomiopat,payah jantung kongresif,  efusi pericardial, AV block tota,trobi kardiak, gagal jantung.
B.     Saran
Mahasiswa harus mampu memahami mengenai pengertian, penyebab, anatomi dan fisiologi pada miocarditis, penatalaksanaan miocarditis tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik untuk miocarditis, agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien dengan miocarditis
Mahasiswa juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar
dan membaca dari berbagai sumber.






DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.

No comments:

Post a Comment