SYSTEM
KARDIOVASKULER
ASKEP
MIOCARDITIS

Di susun oleh
Nama : Kemas Virza Rhawansyah
Kelas
: II A Keperawatan
Semester : 1I (dua)
NIM : 2132614020
Dosen pembimbing ;
Ns. Padli S. Kep
Prodi
S1 Keperawatan
STIKes Bhakti Husada Bengkulu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Myocarditis adalah peradangan pada
otot jantung atau miokardium. Pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit
infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan
efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi
Terdapat perubahan epidemiologi
endokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum
yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan
penggunaan antibiotic. Insidens endokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk
per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut.
Penyakit ini perlu penanganan dan
pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkan akan
mengakibatkan dampak yang fatal.
B. Rumusan
Masalah
Adapun permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah
1. Pengertian dari Miokarditis.
2. Bagaimana tanda dan gejala dari
Miocarditis?
3. Bagaimana patofisiologi secara
umum dari Miocarditis?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari
Miocarditis?
5. Apa saja etiologi dari
Miocarditis?
6. Apa saja klasifikasi dari
Miocarditis ?
7. Bagaimana pemeriksaan diagnostik
Miocarditis?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada
askep Miocariditis ?
C. Tujuan
Penulisan
1.Untuk mengetahui bagaimana
mengetahui pengertian dari Miokarditis.
2.Untuk mengetahui bagaimana tanda
dan gejala dari Miocarditis.
3.Untuk mengetahui bagaimana
patofisiologi secara umum dari Miocarditis.
4.Untuk mengetahui bagaimana
bagaimana manifestasi klinis dari
Miocarditis.
5.Untuk mengetahui bagaimana apa
saja etiologi dari Miocarditis.
6.Untuk mengetahui bagaimana apa
saja klasifikasi dari Miocarditis.
7.Untuk mengetahui bagaimana
bagaimana pemeriksaan diagnostik
Miocarditis.
8.Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan
pada askep Miocariditis.
D.Ruang
Lingkup
Makalah ini membahas tentang asuhan keperawatan secara teori
pada klien dengan Miocarditis
E. Metode
Penulisan
Metode yang digunakan penyusun dalam
penyusunan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Miocarditis”
ini adalah berdasarkan metode literature (pustaka) dan mengintisarikan
buku-buku pustaka dan informasi didapat dari jaringan internet.
F.
Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematik terdiri dari lima bab yaitu
:
BAB I : PENDAHULUAN yang terdiri dari latar
belakang,rumusan masalah, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORI yang terdiri dari teori Miocarditis
yang meliputi pengertian, patofisiologi, penatalaksanaan, pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
Bab III: PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka
Lampiran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Miokarditis adalah peradangan
atau inflamasi pada miokardium.Peradangan ini dapat disebabkan oleh
penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri ,
campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia,
jamur, dan parasit
Miocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang
disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui
(idiopatik) (Dorland, 2002).
Miokarditis
adalah inflamasi fokal atau menyebar dari otot jantung (miokardium) (Doenges,
1999).
B. Patofosiologi
1.
Tanda dan Gejala
Gejala
Miokarditis yang sering ditemukan yaitu :
a.Takikardia: Peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan
frekuensi denyut nadi akan meningkat lebih tinggi.
b. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan
kontraksi otot jantung .
Katub-katub mitral dan trikuspidalis tidak dapat ditutup
dengan keras
c. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular
dan ventricular.
d. Gagal jantung: Dekompensasi jantung terutama mengenai
jantung
sebelah kanan.
- Proses Penyakit
Jantung merupakan organ otot. Bila
serabut otot sehat, jantung dapat berfungsi dengan baik meskipun ada cedera
katup yang berat; bila serabut otot rusak maka hidup dapat terancam.Miokarditis
dapat menyebabkan dilatasi jantung, thrombus dalam dinding jantung, infiltrasi
sel darah yang beredar disekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan
degenerasi serabut otot itu sendiri.
Kerusakan
miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1. Invasi
langsung ke miokard.
2. Proses
immunologis terhadap miokard.
3.
Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses
miokarditis viral ada 2 tahap :
Fase akut berlangsung kira-kira satu
minggu, dimana terjadi invasi virus ke miokard, replikasi virus dan lisis sel.
Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau
dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan natural killer cell.
Pada fase berikutnya miokard
diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan system immune akan diaktifkan antara lain
dengan terbentuknya antibody terhadap miokard, akibat perubahan permukaan sel
yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa
bulan dan diikuti kerusakan miokard dari yang minimal sampai yang berat (FKUI,
1999).
3.
Etiologi
Penyebab
dari peradangan pada Miokardium adalah :
a).
Virus
b).
Jamur
c).
Bakteri
d).
Parasit
e).
Protozoa
f).Spirsozeta
4.
Manifestasi Klisnis
Manifestasi
klinis dari Miokarditis adalah :
1.Tergantung
pada jenis infeksi dan derajat kerusakan jantung.
2.
Rasa tidak nyaman di dada dan perut.
3. Bunyi
jantung tambahan, gallop, dan bising sistolik.
4.Denyut
nadi alternans ( pergantian denyut lemah dan kuat secara
reguler.
5. Klasifikasi
a. Acute isolated myocarditis
adalah miokarditis interstitial acute dengan etiologi tidak diketahui.
b. Bacterial myocarditis
adalah miokarditis yang disebabkan oleh infeksi bakteri
c. Chronic
myocarditis adalah penyakit radang miokardial kronik.
d. Diphtheritic
myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan oleh toksin bakteri yang
dihasilkan pada difteri : lesi primer bersifat degeneratiff dan nekrotik dengan
respons radang sekunder.
e. Fibras myocarditis
adalah fibrosis fokal/difus mikardial yang disebabkan oleh peradangan kronik.
f. Giant cell myocarditis
adalah subtype miokarditis akut terisolasi yang ditandai dengan adanya sel
raksasa multinukleus dan sel-sel radang lain, termasuk limfosit, sel plasma dan
makrofag dan oleh dilatasi ventikel, trombi mural, dan daerah nekrosis yang
tersebar luas.
g. Hypersensitivity
myocarditis adalah mikarditis yang disebabkan
reaksi
alergi yang disebabkan oleh hipersensitivitas terhadap berbagai obat, terutama
sulfonamide, penicillin, dan metildopa.
h.
Infection myocarditis adalah disebabkan oleh agen infeksius ; termasuk
bakteri, virus, riketsia, protozoa, spirochaeta, dan fungus. Agen
tersebut dapat merusak miokardium melalui infeksi langsung, produksi toksin,
atau perantara respons immunologis.
i. Interstitial
myocarditis adalah mikarditis yang mengenai jaringan ikat interstitial.
j. Parenchymatus
myocarditis adalah miokarditis yang terutama mengenai substansi ototnya
sendiri.
k. Protozoa
myocarditis adalah miokarditis yang disebabkan oleh protozoa terutama terjadi
pada penyakit Chagas dan toxoplasmosis.
l. Rheumatic
myocarditis adalah gejala sisa yang umum pada demam reumatik.
m. Rckettsial myocarditis
adalah mikarditis yang berhubungan dengan infeksi riketsia.
n. Toxic myocarditis adalah
degenerasi dan necrosis fokal serabut miokardium yang disebabkan oleh
obat, bahan kimia, bahan fisik, seperti radiasi hewan/toksin serangga atau
bahan/keadaan lain yang menyebabkan trauma pada miokardium.
o. Tuberculosis
myocarditis adalah peradangan granulumatosa miokardium pada tuberkulosa.
p. Viral myocarditis
disebabkan oleh infeksi virus terutama oleh enterovirus ; paling sering terjadi
pada bayi, wanita hamil, dan pada pasien dengan tanggap immune rendah (Dorland,
2002).
6.
Pemeriksaan Diagnostik
a). Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk
menentukan etiologi. Biakan darah dapat menemukan sebagian besar organisme
pathogen.Pada infeksi parasit terdapat eosinofilia sebagai laju endapan
meningkat. Enzim keratin kinase atau laktat dehidroginase (LDH) dapat meningkat
sesuai luasnya nekrosis miokard.
b). Elektrocardiograf
Muncul kelainan sinus takikardia,
perubahan segmen ST dan gelembung T serta low voltage.Kadang ditemukan aritmia
arial atau ventrikuler, AV block, intra ventrikulerconduction defek dan QT
memanjang.
c). Foto thorak
Ukuran jantung sering membesar
kadang disertai kongesti paru.
d). Ekokardiograf
Pada kedua ventrikel sering didapat
hipokinesis, bersifat regional terutama di apeks. Adanyapenebalan dinding
ventrikel, trombi ventrikel kiri, pengisian diastolic yang abnormal dan efusi
pericardial.
e). Radio Nuclide Scaning dan
Magnetic Resonance Imaging.
Ditemukan adanya perubahan inflamasi
dan kronis yang khas pada miokarditis.
f). Biopsy endomiokardial
Melalui biopsy tranvernous dapat
diambil endomiokardium ventrikel kanan kiri. Hasil biopsy yang positif memiliki
nilai diagnostic sedang negative tidak dapat menyingkirkan miokarditis.
Diagnosis ditegakkan bila pada biopsy endomiokardial didapatkan nekrosis atau
degenerasi parasit yang dikelilingi infiltrasi sel sel radang.
C.
Penatalaksanaan
Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:
a). Pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab
yang mendasari (penisilin untuk streptokokus hemolitikus).
b). Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban
jantung. Berbaring juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan
komplikasi miokarditis.
c). Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu
dievaluasi.
Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat
untuk memperlambat frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi.
1.
Komplikasi
Komplikasi
yang terjadi bila terkena Miokarditis adalah :
a).
Kardiomiopati
b). Payah
jantung kongresif
c).
Efusi pericardial
d).
AV block total
e).
Trobi kardiak
f).
Gagal jantung
D. Asuhan
Keperawatan Dengan Pasien Miokarditis :
1.
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam melakukan asuhan
keperawatan :
a).Aktivitas
/ istirahat
Data
Objektif :
-
Kelelahan
- Kelemahan.
Data
Subjektif :
-
Takikardia
-
Penurunan tekanan darah
- Dispnea
dengan aktivitas
b).Sirkulasi
Data Objektif :
- Riwayat demam rematik
- Penyakit
jantung congenital
-
Bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Data
Subjektif :
-
Takikardia,
-
Disritmia,
-
Perpindaha titik impuls maksimal
c).Kardiomegali,
- Frivtion
rub,
-
Murmur,
-
Irama gallop (S3 dan S4),
-
Edema,
- DVJ,
-
Petekie,
-
Hemoragi splinter,
- Nodus
osler,
-
Lesi Janeway.
d).eleminasi
Data
Objektif:
-
Riwayat penyakit ginjal/gagal ginjal ;
- Penurunan
frekuensi/jumlsh urine.
Data
Subjektif :
- Urin
pekat gelap.
e).Nyeri/ketidaknyamanan
Data Objektif :
-
Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam diperberat oleh inspirasi,
batuk, gerakkan menelan, berbaring
Data Subjektif :
- Perilaku distraksi, misalnya gelisah.
f).Pernapasan
Data Objektif :
- Napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada
malam hari (miokarditis).
Data Subjektif :
- Dispnea,
- DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ;
- Batuk,
- Inspirasi mengi ;
- Takipnea,
- Krekels,
- Ronkhi ; pernapasan dangkal.
g).Keamanan.
Data
Objektif :
-
Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis
- Trauma
dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ; penanganan gigi ;
-
Pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
-
Penurunan system immune,
- SLE
atau penyakit kolagen lain
Data
Subjektif:
- Demam.
h).Penyuluhan
/ Pembelajaran.
Data
Objektif
- Terapi
intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat parenteral.
2 . Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu
penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang
telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994 : 17).
Diagnosa keperawatan yang muncul
pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek
sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.
Data Objektif :
Nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam)
diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring
Data Subjetif :
- Perilaku distraksi, misalnya gelisah
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan
degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah jantung.
Data Objektif :
- Kelelahan
- Kelemahan.
Data Subjektif :
- Takikardia
- Penurunan tekanan darah
- Dispnea dengan aktivitas
c. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
berhubungan dengan degenerasi otot jantung,
penurunan/kontriksi fungsi ventrikel.
Data Objektif :
- Riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis ;
- Trauma dada ; penyakit keganasan/iradiasi thorakal ;
- Dalam penanganan gigi ;
- Pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
- Penurunan system immune,
- SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Data Subjektif :
- Demam.
d. Kurang pengetahuan (kebutuhan
belajar) mengenai kondisi rencana pengobatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif,
menyangkal diagnosa.
3.
Intervensi
Intervensi adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan (Boedihartono, 1994:20)
No
|
Diagnosa Kep.
|
Tujuan & Kriteria Hasil
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
||||
1.
|
Nyeri berhubungan dengan
inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan.DO :
• Nyeri
pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam) diperberat oleh inspirasi,
batuk, gerakkan menelan, berbaring
DS :
• Perilaku
distraksi, misalnya gelisah
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3×24 jam,pasien tampak
:- Nyeri hilang atau terkontrol
-
Nyeri berkurang atau hilang
-
Klien tampak tenang.
|
• Selidiki keluhan nyeri
dada, perhatikan awitan dan faktor pemberat atau penurun. Perhatikan petunjuk
nonverbal dari ketidaknyamanan, misalnya ;berbaring dengan diam/gelisah,
tegangan otot, menangis.• Berikan lingkungan yang
tenang dan tindakan kenyamanan misalnya ; perubahan posisi, gosokkan
punggung, penggunaan kompres hangat/dingin, dukungan emosional.
• Berikan
aktivitas hiburan yang tepat.
|
• Pada nyeri ini memburuk
pada inspirasi dalam, gerakkan atau berbaring dan hilang dengan duduk
tegak/membungkuk: tindakan ini dapat menurunkan ketidaknyamanan fisik dan
emosional pasien
•Berikan
aktivitas hiburan yang tepat: mengarahkan kembali perhatian, memberikan
distraksi dalam tingkat aktivitas individu.
Kolaborasi
pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen nonsteroid : aspirin, indocin ;
antipiretik
|
||||
2.
|
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan curah
jantung.DO :
• Kelelahan
• Kelemahan
DS :
• Takikardia
• Penurunan
tekanan darah
• Dispnea
dengan aktivitas
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3×24 jam :• Pasien memiliki cukup energi untuk
beraktivitas.
• Perilaku
menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.
• Pasien
mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.
• Koordinasi
otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
|
• Kaji respons pasien
terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan keluhan kelemahan,
keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.• Pantau
frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah
aktivitas dan selama diperlukan.
• Rencanakan
perawatan dengan periode istirahat/tidur tanpa gangguan.
|
• Miokarditis
menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi sel-sel
miokardial..• Membantu menentukan derajat
dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia, disritmia, dan
takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung terhadap aktivitas
• Meningkatkan
resolusi inflamasi
selama
fase akut.
• Memberikan
keseimbangan dalam kebutuhan dimana aktivitas bertumpu pada jantung.
• Saat
inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan aktivitas
yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi komplikasi.
• Memaksimalkan
ketersediaan oksigen untuk menurunkan beban kerja jantung.
|
||||
3.
|
Risiko tinggi terhadap penurunan
curah jantung berhubungan dengan degenerasi otot jantung, penurunan/kontriksi
fungsi ventrikel.DO :
• Riwayat
infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis
• Trauma
dada ; penyakit
keganasan/iradiasi
thorakal ;
dalam
penanganan gigi pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/GU),
• Penurunan
system immune,
• SLE
atau penyakit kolagen lainnya
DS :
•
demam
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3×24 jam :• Mengidentifikasi perilaku
untuk
menurunkan beban kerja jantung.
• Melaporkan/menunjukkan
penurunan periode dispnea, angina, dan disritmia.
• Memperlihatkan
irama dan
frekuensi
jantung stabil
|
• Pantau
frekuensi/irama jantung, TD, dan frekuensi pernapasan sebelum dan setelah
aktivitas dan selama diperlukan.
tirah
baring
dalam
posisi
semi-Fowler.
|
• Membantu menentukan
derajat dekompensasi jantung dan pulmonal. Penurunan TD, takikardia,
disritmia, dan takipnea adalah indikatif dari kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.• Menurunkan beban kerja jantung, memaksimalkan
curah jantung.
• Memberikan
deteksi dini dari terjadinya komplikasi misalnya : GJK, tamponade jantung.
• Meningkatkan
relaksasi dan mengarahkan kembali perhatian.
|
||||
4.
|
Kurang pengetahuan (kebutuhan
belajar) mengenai kondisi, rencana pengobatan berhubungan dengan kurang
pengetahuan/daya ingat, mis- intepretasi informasi, keterbatasan kognitif, menyangkal
diagnosa.DO :
• Terapi
intravena jangka panjang atau pengguanaan kateter indwelling atau
penyalahgunaan obat
parenteral
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 30 menit :• Menyatakan pemahaman tentang proses
penyakit dan regimen pengobatan.
• Mengidentifikasi
efek
samping
obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan.
• Memperlihatan
perubahan
perilaku
untuk mencegah komplikasi
|
• Kaji kesiapan dan
hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.• Jelaskan efek inflamasi
pada jantung, secara individual pada pasien.
• Ajarakkan
untuk memperhatikan gejala sehubungan dengan komplikasi/ berulangnya dan
gejala yang dilaporkan dengan segera pada pemberi perawatan, contoh ;
demam,
peningkatan nyeri dada yang tak biasanya, peningkatan berat badan,
peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
• Anjurkan
pasien/orang terdekat tentang dosis, tujuan dan
efek
samping
obat;
kebutuhan diet ; pertimbangan khusus ;
aktivitas
yangdiijinkan/
Dibatasi
|
• Perasaan sejahtera yang
sudah lama dinikmati mempengaruhi minat pasien/orang terdekat untuk
mempelajari penyakit.• Untuk bertanggung jawab terhadap
kesehatan
sendiri,
pasien
perlu memahami penyebab khusus, pengobatan dan efek jangka panjang yang
diharapkan
dari
kondisi
inflamasi,
sesuai
dengan
tanda/gejala
yang
menunjukan
kekambuhan/komplikai
• Informasi
perlu untuk meningkatkan perawatan diri, peningkatan keterlibatan pada
program terapeutik, mencegah komplikasi.
|
||||
4.Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Implementasi
dilakukan sesuai dengan diagnosa yang ada dengan kriteria hasil yang sudah
ditetapkan menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan
(Boedihartono, 1994:20)
5.
Evaluasi
Evaluasi addalah stadium pada proses
keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam pencapaian tujuan keperawatan
dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan atau intervensi keperawatan
ditetapkan (Brooker, 2001).
Evaluasi
yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
3. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4. Menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan
atau inflamasi pada miokardium.Peradangan ini dapat disebabkan oleh
penyakit reumatik akut dan infeksi virus seperti cocksakie virus, difteri ,
campak, influenza , poliomielitis, dan berbagai macam bakteri, rikettsia,
jamur, dan parasit
Miokarditis dapat menyebabkan dilatasi
jantung, thrombus dalam dinding jantung, infiltrasi sel darah yang beredar
disekitar pembuluh koroner dan diantara serabut otot dan degenerasi serabut
otot itu sendiri. Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui
tiga mekanisme dasar yaitu invasi langsung ke
miokard, proses immunologis terhadap miokard,mengeluarkan toksin
yang merusak miokardium.
Komplikasi yang terjadi bila terkena
Miokarditis yaitu kardiomiopat,payah jantung kongresif, efusi
pericardial, AV block tota,trobi kardiak, gagal jantung.
B.
Saran
Mahasiswa harus mampu memahami
mengenai pengertian, penyebab, anatomi dan fisiologi pada miocarditis,
penatalaksanaan miocarditis tanda dan gejala, pemeriksaan diagnostik untuk
miocarditis, agar dalam menjalankan proses keperawatan dapat membuat intervensi
dan menjalankan implementasi dengan tepat sehingga mencapai evaluasi dan
tingkat kesembuhan yang maksimal pada klien dengan miocarditis
Mahasiswa
juga dapat memperbanyak ilmu dengan mengunjungi seminar
dan
membaca dari berbagai sumber.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana
Asuhan Keperawatan Ed. 3. EGC : Jakarta.
http://asuhan-keperawatanpatriani.blogspot.com/2008/07/askep
myocarditis.html, tanggal 10 November 2012 jam 00.30 wib.
http://yosuapenta.multiply.com/journal/item/7/Miokarditis, 10 November 2012, jam 01.00 wib.
http://health.detik.com/read/2009/10/30/143946/1231859/770/miokarditis-pediatri, 10 November 2012, jam 01.20 wib.
http://kumpulanaskep.wordpress.com/2010/08/11/askep-gangguan-sistem-jantung/, 10 November 2012, jam 01.35 wib.
http://ruslanpinrang.blogspot.com/2009/07/asuhan-keperawatan-klien-dengan.html, 10 Nivember 2012, jam 01.45 wib.
No comments:
Post a Comment